BeTimes.id– Pemerintah mengalami kerugian mencapai Rp 100 triliun setiap tahun akibat kasus beras oplosan. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menilai ini praktik curang sebagai bentuk kejahatan ekonomi luar biasa dan menikam rakyat.
Prabowo mengungkapkan masih banyak permainan-permainan curang yang dilakukan oleh pengusaha. Salah satunya, menjual beras biasa sebagai beras premium.
“Kita akan terus tegakkan, masih banyak ada permainan-permainan jahat dari beberapa pengusaha-pengusaha yang menipu rakyat. Beras biasa dibilang beras premium harganya dinaikin seenaknya,” tegas Prabowo dalam sambutan di penutupan Kongres PSI, Solo, Minggu (20/7), dikutip dari Youtube PSI.
Prabowo menyebut kerugian yang dialami rakyat akibat praktik curang dalam tata niaga beras tersebut mencapai Rp 100 triliun per tahun rugi. Ia menilai praktik mafia pangan ini termasuk dalam subversi ekonomi lantaran dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat.
Prabowo mengatakan telah meminta aparat penegak hukum, Kejaksaan Agung dan kepolisian untuk mengusut dan menindak pelaku mafia pangan tanpa pandang bulu.
“Ini kejahatan ekonomi yang luar biasa. Menurut saya ini sudah termasuk subversi ekonomi, menikam rakyat. Anda bisa bayangkan Rp 100 triliun kita bisa bikin apa mungkin kita hilangkan kemiskinan dalam 5 tahun dengan Rp 1.000 triliun itu,” tambah Prabowo.
Prabowo juga menyampaikan cadangan beras pemerintah saat ini lebih dari 4,2 juta ton. Selain itu, produksi jagung meningkat 30% dan beras naik hingga 48%.
“Belum pernah dalam sejarah kita memiliki cadangan beras lebih dari 4,2 juta ton. Ini bukti ketahanan pangan kita membaik,” jelasnya. (ralian)
Komentar