“Akhirnya menjadi dilematis, dan di persimpangan jalan. Politik anggaran arahnya mau kemana, jalan untuk siapa dan pembangunan tidak berpihak kepada masyarakat kecil. Mengutip lagu Roma Irama sungguh terlalu,”ucap Anggota Komisi B DPRD Jakarta itu.
Rio mengatakan, masalah agraria jangan dilihat sepotong sepotong, tapi bagaimana agraria bermanfaat untuk pentingan rakyat banyak tanpa terkecuali.
“Pembangunan Jakarta sampai saat ini dirasa terjadi ketimpangan, dimana yang kaya semakin kaya, dan sebaliknya yang miskin semakin miskin, dan inilah yang harus diperhatikan pemangku kepentingan di negeri ini,” tandas Ketua DPC PDIP Jakarta Timur itu.
Menurutnya, tujuan reforma agraria seoptimal mungkin pemanfaatan tanah produktif dan bermanfaat bagi kehuidupan hajat masyarakat banyak. “Reforma agraria itu sepesifik pada pemukiman dan usaha. Termasuk memutus rantai lingkaran setan dengan berpijak pada Undang-Undang Pokok Agraria dengan mengatur akses pengelolaan tanah dan membatasi kepemilikan tanah,” sambung Rio.
Dalam kesempatan yang sama, Majelis Pakar Konsorsium Pembaruan Agraria Iwan Nurdin mengatakan, Jakarta dari awal dibangun satu konsep dibedakan secara rasial dalam pemukiman.
Komentar