20 Siswa SDN 01 Meruya Selatan Keracunan, Program MBG Dihentikan Sementara

Ekonomi111 Dilihat

Dia mengungkapkan, awalnya penerimaan program MBG oleh pihak sekolah didasari oleh respons positif dari sebagian besar orangtua yang merasa terbantu. Salah satunya, untuk mengurangi uang saku anak-anak saat sekolah.

Namun, Nursyamsiyah menyebut sekolah akan melakukan evaluasi setelah adanya insiden dugaan keracunan. “Kita tetap akan mengkaji kembali dan kami evaluasi juga,” kata dia.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan polling atau jajak pendapat kepada orang tua murid. “Mungkin akan membuat polling ke orang tua nanti, seperti itu. Apakah akan kita lanjutkan atau tidak,” ucap dia.

Sementara Nursyamsiyah berharap, jika program MBG di sekolahnya akan tetap dilanjutkan, pihak SPPG dapat memperketat proses pemeriksaan kualitas makanan.

“Harapan kami sih kalau misalkan memang ini masih dilanjutkan, ya kami berharap mungkin lebih ketat lagi untuk seleksi menu, lebih teliti lagi,” ujar dia.

Salah satu perhatian Nur adalah karena pihak sekolah tidak dapat menolak adanya penerimaan makanan MBG, kecuali ada alasan kuat dan jelas untuk menolak program tersebut. “Supaya, kalau memang kami masih diharuskan untuk menerima itu, ya kami benar-benar menerima makanan yang aman untuk anak-anak,” tutup dia.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 20 siswa SDN 01 Meruya Selatan 01, Jakarta Barat, mengalami keluhan pusing dan mual setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi (MBG) pada Rabu (29/10/2025) lalu. Dugaan insiden keracunan makanan ini bermula sesaat setelah para siswa menyantap menu yang dibagikan sekitar pukul 09.00 WIB.

“Awal ada dugaan itu, ketika kita selesai membagikan dan anak-anak mengkonsumsi makanan tersebut, ada beberapa siswa yang mengeluh, pusing dan mual,” kata Wakil Kepala Sekolah SDN Meruya Selatan 01, Nursyamsiyah.Saat itu, menu MBG yang disajikan merupakan mi, tahu, telur kecap, dan puding.

Menurut Nur, makanan yang terindikasi menyebabkan keracunan adalah puding yang terdapat dalam paket MBG yang merupakan pengganti menu buah. Beberapa puding yang dibagikan ke siswa, beberapa di antaranya memiliki aroma yang tidak wajar.

“Kebetulan sih ada puding sampel, tapi tidak semua puding ya. Jadi pudingnya puding coklat, tapi kebetulan ada yang berbau seperti gosong, mungkin bau asap, bau gosong, tapi yang lain sih normal,” jelasnya.

Kemudian, sekitar 30 menit hingga satu jam setelah mengonsumsi MBG, sejumlah siswa dilaporkan mengalami pusing, mual, hingga muntah-muntah di sekolah. (Ralian)

Komentar