Panti Rehabilitasi Disabilitas Mental Al Fajar Berseri Bekasi Butuh Uluran Tangan Pemda

Peristiwa1686 Dilihat

BeTimes.id – Pendiri panti rehabilitasi disabilitas mental Al Fajar Berseri Bekasi Marsan Susanto, berharap agar pemerintah daerah lebih memperhatikan lagi.

Alasannya, panti rehabilitasi disabilitas mental Al Fajar Berseri Bekasi yang beralamat di Desa Sumber Jaya, Jalan Kampung Pulo RT 04/037 Kelurahan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, tetap ingin berbuat baik kepada sesama.

Pasalnya, sebanyak 380 orang dengan gangguan jiwa membutuhkan bantuan untuk kesembuhan mereka agar bisa kembali ke masyarakat.

Menurutnya, setiap hari dirinya harus memasak 150 kilo karung beras dengan ukuran 50 kilo kepada pasien gangguan jiwa tersebut.

“Kita harus masak sebanyak itu setiap hari. Kita terkadang bingung untuk menutupi keperluan itu, mereka juga harus mandi dengan sabun mandi, deterjen dan pasta gigi,” kata Marsan kepada bekasitimes.id, Kamis (14/3/2019).

Ia bercerita bahwa pemerintah daerah pernah menjanjikan bantuan dana kepada yayasan rehabilitasi disabilitas mental Al Fajar Berseri Bekasi.

Namun hingga batas waktu yang diinginkan tidak pernah kunjung datang. Marsan masih berharap adanya uluran tangan yang diberikan.

“Kita pernah dijanjikan dana bantuan sebanyak Rp100 juta, namun tidak pernah sampai. Padahal kita sudah pernah buat proposal sesuai keinginan mereka,” katanya.

Marsan bercerita bahwa dulu pernah ada penolakan dari warga sekitar, dikarenakan lahan yang tersedia tidak berbanding lurus dengan pasiennya.

“Dulu pernah ada penolakan dari warga karena lahan kita cuma 100 meter, mungkin mereka merasa terganggu. Alhamdulillah sekarang telah 7000 meter, karena dibantu publikasi media,” jelasnya.

Awalnya kata mantan supir delman itu, dirinya terpanggil untuk melakukan kebaikan karena melihat orang ganggu jiwa makan nasi tidak layak depan matanya dan dia berkeinginan untuk menyembuhkan.

“Saya waktu narik delman lihat orang gila makan nasi bekas, mulutnya dipenuhi lalat. Dari situ saya terpanggil untuk membawanya pulang, tiga bulan kemudian ditangan saya orang tersebut akhirnya sembuh,” tuturnya.

“Setelah tiga bulan kemudian dia datang sama orangnya, dan berkata sangat bersyukur anaknya bisa kembali. Alasannya, sudah lima tahun anak itu dianggap tidak ada, bahkan ditahlilkan,” tutupnya. (tgm)

Komentar