PGI: Berharap Deklarasi Istiqlal Tidak Sekedar Menjadi Narasi Mati

Uncategorized144 Dilihat

BeTimes.id–Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (Sekum PGI) Pdt. Fritz Manuputty, menyampaikan harapan agar Deklarasi Istiqlal segera ditindaklanjuti dengan tindakan nyata ke berbagai level, termasuk relasi-relasi antaragama, dan kehidupan sosial politik kebangsaan saat ini.

Dengan begitu, lanjut Jacky, deklarasi Istiqlal tidak sekadar menjadi narasi mati, tetapi narasi yang hidup dalam tata laku kemasyarakatan dan kebangsaan.

“Tentunya diharapkan ini tidak sekadar menjadi narasi mati, tetapi menjadi narasi yang dihidupi dalam tindakan konkrit melalui kerjasama antaragama bagi pemulihan kemanusiaan, serta keutuhan dan keseimbangan ekologis yang semakin terdegradasi. Ini adalah panggilan luhur agama-agama ke depan,” ujar Pdt. Jacky, dalam rilisnya Jumat (6/9), yang turut serta menyampaikkan deklarasi di Masjid Istiqlal.

Deklarasi Istiqlal, lanjutnya, harus segera diwujudkan karena memanggil kita, agama-agama, untuk menyuarakan di tengah bangsa ini sebuah tatanan etis politik yang memandu politik berjalan dengan bermartabat, membangun demokrasi yang substansial, politik yang mendudukan semua orang dalam kesetaraan.

Umat Kristiani terpanggil untuk menyatakan solidaritas dalam kehidupan masyarakat yang sagat majemuk, dimana ada kelompok-kelompok yang terpinggirkan, terasingkan, dan tersingkirkan.

“Kita sebagai agama-agama terpanggil untuk bekerjasama secara konkrit bagi komunitas-komunitas yang terpinggirkan, solidaritas dengan mereka, dan yang terutama bagaimana agama-agama mengembangkan prinsip-prinsip etis-teologis, yang memberikan dasar dan penuntun bagi upaya pemeliharaan lingkungan yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, tokoh lintas agama telah membacakan Deklarasi Istiqlal dihadapan Paus Fransiskus, Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nassaruddin Umar serta sejumlah tokoh, dan elit politik bangsa, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Deklarasi Istiqlal yang berisi 4 poin itu, dilatari oleh 2 krisis serius global, yaitu fenomena dehumanisasi dengan meluasnya kekerasan dan konflik berdarah yang kerap memperalat agama, serta eksploitasi yang semakin masif terhadap lingkungan hidup dan mengakibatkan krisis iklim.

Keempat poin Deklarasi Istiqlal ini menyerukan hal-hal sebagai berikut, pertama, nilai-nilai yang dianut oleh tradisi agama-agama kita harus dimajukan secara efektif, untuk mengalahkan budaya kekerasan dan ketidakpedulian yang melanda dunia kita. Sejatinya nilai-nilai agama harus diarahkan untuk meningkatkan budaya hormat, martabak bela rasa rekonsiliasi dan solidaritas persaudaraan untuk mengatasi dehumanisasi dan perusakan lingkungan.

Kedua, deklarasi ini mendorong para pemimpin negara untuk menimba inspirasi dari narasi dan tradisi rohani masing-masing dan bekerjasama dalam menanggapi krisis-krisis tersebut di atas, mengidentifikasi penyebabnya dan mengambil tindakan yang tepat.

Ketiga, oleh karena terdapat satu keluarga umat manusia di seluruh dunia, deklarasi ini mennegaskan pentingnya mengupayakan dialog antarumat beragama sebagai sebuah sarana yang efektif untuk menyelesaikan konflik-konflik lokal, regional, dan internasional terutama konflik-konflik yang dipicu oleh penyalahgunaan agama. Selain itu, keyakinan dan ritual-ritual agama kita memiliki kapasitas khusus untuk menyentuh hati manusia, dengan demikian menumbuhkan rasa hormat yang lebih dalam kepada martabat manusia.

Keempat, menyadari bahwa lingkungan hidup yang sehat, damai, dan harmonis sangat penting, maka deklarasi ini mengimbau semua orang yang berkehendak baik untuk mengambil tindakan tegas guna menjaga keutuhan lingkungan hidup dan sumber dayanya karena kita telah mewarisinya dari generasi sebelumnya dan berharap untuk dapat meneruskannya kepada anak cucu kita. (Davin)

Komentar