Hasil Konklaf, Robert Francis Prevost Didapuk Sebagai Paus Leo XIV

Berita56 Dilihat

Suasana khidmat semakin terasa ketika Garda Swiss berdiri tegap mengawasi jalannya prosesi. Untuk menjaga kerahasiaan keputusan mereka, para kardinal diasingkan dari dunia luar selama proses berlangsung. Ponsel mereka disimpan, dan gelombang udara di seluruh Vatikan dibatasi untuk mencegah adanya komunikasi eksternal.

Para kardinal terus berdoa dan berdiskusi hingga mencapai keputusan mayoritas dua pertiga suara. Lebih dari 80 kardinal yang berpartisipasi dalam konklaf ini ditunjuk langsung oleh Paus Fransiskus, yang meninggal dunia bulan lalu pada usia 88 tahun setelah memimpin gereja Katolik selama 12 tahun.

Dengan moto episkolpalnya (semboyan atau frasa pendek yang dipilih oleh seorang uskup), ”In illo uno unum”, yang artinya, ”Dalam Dia yang satu, kita satu”, Paus Leo XIV menandaskan visi persatuan dalam keberagaman.

Tantangan ke depan bagi Paus Leo XIV tidaklah ringan di tengah situasi global saat ini. Reformasi internal Gereja, terutama dalam tata kelola dan transparansi, menjadi hal yang menunggu di hadapannya. Paus Leo XIV juga perlu menjawab tantangan zaman, seperti sekularisasi dan krisis kepercayaan publik terhadap institusi keagamaan.

Selain itu, isu lingkungan, migrasi, dan konflik global tetap menjadi perhatian Gereja di bawah kepemimpinannya.

Sosok Paus akan dipandang sebagai otoritas moral, diplomat global, juru bicara keadilan sosial yang sejalan dengan ajaran gereja Katolik, dan tokoh yang mengupayakan terwujudnya perdamaian dunia.

Dengan pengalaman lintas benua dan gaya kepemimpinan yang dikenal dialogis, Paus Leo XIV dipandang mampu membawa Gereja memasuki babak baru. (Ralian)

Komentar