Sasaran utama program ini adalah lansia dan pasien dengan penyakit kronis seperti stroke dan diabetes yang mengalami ketergantungan tinggi. Tidak hanya lansia, namun warga berusia di atas 18 tahun yang tak bisa menjalani aktivitas dasar secara mandiri juga akan mendapatkan layanan Pasukan Putih.
Pramono menegaskan, pendekatan ini bertujuan memastikan tidak ada warga Jakarta yang tertinggal dari layanan kesehatan bagaimanapun kondisinya.
Fokus Khusus untuk Melawan TBC Tinggi di Jakarta, mengambil peran penting dalam upaya pengendalian Tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang masih menjadi tantangan serius di ibu kota.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, Jakarta mencatat angka kasus TBC yang sangat tinggi. Saat ini, sudah ada 274 RW berstatus siaga TBC, hasil dari pendekatan komunitas yang digencarkan Dinkes DKI.
Pasukan Putih akan bekerja bersama kader TB untuk menemukan kasus baru, mengedukasi masyarakat yang kontak erat dengan penderita. Selain itu, akan mendampingi pasien agar patuh menjalani pengobatan selama 6 bulan penuh, dimana waktu tersebut merupakan periode krusial untuk keberhasilan penyembuhan TBC.
Dukungan Darurat Lewat JakAmbulans Melengkapi layanan Pasukan Putih, Pemprov DKI Jakarta juga memperkuat sistem tanggap darurat medis lewat program JakAmbulans. Layanan ini menyediakan 86 ambulans lengkap dengan peralatan medis (advance) dan 17 Unit Reaksi Cepat (URC) berupa sepeda motor, guna menjangkau daerah padat atau sempit yang sulit diakses mobil.
Layanan JakAmbulans bisa didapatkan secara gratis dan dilengkapi dengan unit Tim Medis Gerak Cepat yang terdiri atas tenaga kesehatan profesional. Warga diimbau agar segera melapor jika ada pihak yang mencoba memungut biaya atas layanan ini.
Warga yang membutuhkan bantuan darurat dapat menghubungi 112, 119, atau melalui aplikasi JAKI untuk mengakses layanan ini. (Ralian)
Komentar