Menjadi Panglima Pembenahan Ekonomi Usai BadaiKwik Kian Gie ditunjuk sebagai Menko Ekuin pada 29 Oktober 1999. Pada periode tersebut, ekonomi Indonesia masih tertatih-tatih setelah dihajar Krisis Moneter 1998/1999.
Ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 13,3% pada 1998. Tim ekonomi Gus Dur termasuk Kwik kemudian melakukan sejumlah perbaikan dan membawa ekonomi kembali tumbuh 0,79% pada 1999 dan 4,92% pada 2000.
Kwik juga memimpin ekonomi Indonesia di tengah ambruknya nilai tukar rupiah, beban utang luar negeri besar, termasuk utang BUMN dan swasta, sistem perbankan masih rapuh, banyak bank dilikuidasi atau direkapitalisasi, hingga kemiskinan serta pengangguran yang melonjak akibat krisis.
Inflasi Indonesia pernah mencapai puncaknya pada Oktober 1998 yakni 79,41% sebelum melandai di era Kwik di angka 0,28% di Januari 2000.
Kebijakan ekonomi di era 1999-2000 lebih diarahkan pada menjaga stabilitas makro yakni mempertahankan rupiah agar stabil di kisaran Rp 7.000-Rp 9.000/US$1.
Kebijakan lainnya adalah menekan inflasi dengan menjaga likuiditas dan koordinasi fiskal-moneter.Di era 1999-2000, kebijakan ekonomi juga lebih difokuskan untuk melanjutkan program rekapitalisasi bank lewat penerbitan obligasi rekap, penguatan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dalam menangani aset-aset bermasalah, serta likuidasi terhadap bank-bank bermasalah dan pengetatan regulasi perbankan.
Bersitegang dengan IMFPemerintahan Gus Dur yang mulai menjabat pada Oktober 1999, mewarisi tantangan ekonomi besar pasca-krisis Asia.
Komentar