Gubernur Jabar Melepas 113 Peserta Pemagangan ke Jepang dan Jerman

Pemerintahan25 Dilihat

Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang mendampingi Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi (KDM) melepas 113 peserta pemagangan ke Jepang dan Jerman


BeTimes.id– 
Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi (KDM) didampingi Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang dan Plh. Sekda Kabupaten Bekasi Ida Farida,  melepas 113 peserta pemagangan ke Jepang dan Jerman melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Horenso di SMK Mitra Industri Kawasan MM2100, Cikarang Barat,  Senin (8/9).

Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Bekasi dan LPK Horenso atas program ini. Kualitas SDM menjadi penentu keberhasilan pembangunan di masa depan, sehingga program magang ke luar negeri harus terus diperluas dan diperbanyak.

Ditekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, sekolah, dan lembaga pelatihan. Sehingga, setiap siswa atau lulusan bisa mendapatkan akses lebih luas terhadap pendidikan dan pelatihan berbasis kebutuhan industri global.

“Setiap tahun, ditargetkan lahirnya 10.000 tenaga terdidik dari Jawa Barat. Namun, yang terpenting bukan hanya banyaknya sekolah atau lamanya belajar, melainkan kualitas pendidikan. Sekolah istimewa bukan diukur dari megahnya gedung, melainkan dari kemampuannya melahirkan lulusan yang tangguh, unggul, dan siap membawa perubahan bagi masyarakat,” ungkap Gubernur.

Melalui program ini, Pemerintah Kabupaten Bekasi berharap dapat terus membuka jalan bagi generasi muda untuk memperoleh pengalaman internasional. Selain meningkatkan kualitas individu, langkah ini harus mampu menciptakan multiplier effect berupa transfer ilmu, keterampilan, dan budaya kerja produktif yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Keberangkatan 113 peserta hari ini adalah awal dari perjalanan panjang dalam mencetak SDM siap bersaing di kancah global. Kami percaya, dengan kerja keras, kedisiplinan, dan semangat pantang menyerah, mereka akan kembali sebagai tenaga profesional yang mampu memberi kontribusi besar bagi bangsa dan daerah,” ungkapnya.

Sementara itu  Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang menegaskan, persoalan ketenagakerjaan menjadi salah satu perhatian serius Pemerintah Kabupaten Bekasi yang dikenal sebagai salah satu pusat industri terbesar di Indonesia dengan ribuan perusahaan yang berdiri dan beroperasi di kawasan industri modern.

“Program pemagangan ke Jepang dan ke  Ausbildung Jerman adalah salah satu langkah konkret untuk mempersiapkan tenaga kerja yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga kompeten, berdisiplin, dan memiliki pengalaman internasional,” ujar Bupati Ade Kunang.

Bupati menambahkan, melalui kesempatan magang ini para peserta tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga mempelajari budaya kerja, etos disiplin, serta nilai-nilai produktivitas dari negara-negara maju. 

“Dengan begitu, ketika kembali ke tanah air nanti mereka mampu menjadi agen perubahan di lingkungan kerja maupun masyarakat,” ujarnya. 

Bupati Bekasi menegaskan, keberangkatan para peserta ini sejalan dengan target besar pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, investasi terbesar dalam pembangunan bangsa bukan hanya pada sektor infrastruktur fisik, tetapi juga pada kualitas manusia.

“Kabupaten Bekasi dengan segala potensinya mendukung penuh cita-cita Indonesia Emas 2045. Kita ingin generasi muda memiliki kemampuan adaptif, inovatif, dan kompetitif. Dengan program pemagangan ini, mereka akan kembali membawa pengetahuan dan keterampilan baru yang bisa memperkuat daya saing nasional,” jelas Bupati.

Ia juga menekankan bahwa dunia kerja masa depan menuntut SDM dengan standar global. Oleh karena itu, program magang internasional menjadi langkah strategis untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi transformasi industri, termasuk era Industri 4.0 dan transisi menuju ekonomi hijau.

Bupati menuturkan, sebagai wilayah yang memiliki kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, Kabupaten Bekasi memiliki posisi yang sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional. Ribuan perusahaan dalam berbagai sektor beroperasi di daerah ini, sehingga kebutuhan akan tenaga kerja terampil terus meningkat.

Selain itu, program ini juga dipandang sebagai jembatan yang memperkuat hubungan antara pendidikan formal dengan kebutuhan industri. Dengan kurikulum yang selaras serta praktik langsung di negara maju, peserta diharapkan mampu menjawab tantangan ketenagakerjaan, baik di dalam maupun luar negeri.

“Dengan jumlah SMK yang banyak di Kabupaten Bekasi, kita berkomitmen agar para lulusannya tidak hanya terserap di pasar kerja lokal, tetapi juga mampu menembus pasar global. Kerja sama dengan lembaga pelatihan, dunia usaha, dan pemerintah pusat menjadi kunci penting untuk melahirkan tenaga kerja yang unggul,” tambah Bupati.(***) 

Komentar