Par pun ikut berlari menyelamatkan diri.”Awal mulanya itu api udah merata kita lari aja karena takut nyawa saya kena. Semua barang-barang saya abis, ya mau duit mau apa semua yang di dalam ya abis semua yang di laci,” ujar Par kepada wartawan di lokasi, Senin (15/12).
Par mengatakan tak bisa menyelamatkan apa pun selain membawa diri. Uang tabungan untuk dana darurat di bawah kasur dan tabungan untuk anak yatim di dalam kaleng tak bisa diselamatkan.
“Kalau orang tua dulu kan di kaleng buat tabungan, untuk yatim dipisah untuk kita sendiri. Pikiran saya sekitar Rp 5 juta, karena nggak bisa naro di bank. Kalau nanti pulang mendadak atau apa ada simpenan lain. Saya kan nggak bisa nabung di bank, jadinya kita nabungnya di badan saya, ada yang di kaleng, bawah kasur, juga di pasar,” jelasnya.
Petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur (Gulkarmat Jaktim) mengungkap sumber titik api kebakaran Pasar Induk Kramat Jati.
Petugas Gulkarmat menyebut kebakaran berawal dari toko plastik.”Ini nih, toko plastik ini nih,” kata Kasudin Gulkarmat Jaktim Muchtar Zakaria.
Muchtar menyebut api langsung membesar lantaran dalam toko plastik tersebut terdapat tumpukan karbit. Selain itu, dia mengatakan terdapat juga tumpuk kertas yang mudah terbakar.







Komentar