Upaya tersebut juga mencakup masuk ke sekolah-sekolah untuk membentuk forum-forum pencegahan.
Eddy menyebut anak-anak tersebut mengalami trauma emosional, yang dipicu oleh perundungan dan kondisi keluarga yang tidak utuh.
“Nah, dari sinilah mereka gampang terpapar, gitu,” kata dia.
Ia menegaskan bahwa rehabilitasi terhadap anak-anak tersebut menjadi pekerjaan rumah yang terus mendapat perhatian ke depan.
Menurut Eddy, perkembangan terorisme menunjukkan bahwa ancaman terorisme bersifat persisten dan adaptif.
Sejalan dengan istilah yang digunakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ia menyatakan bahwa terorisme tetap menjadi ancaman yang menyesuaikan diri dengan situasi, terutama dengan memanfaatkan ruang digital untuk melakukan propaganda, rekrutmen, dan pendanaan terorisme. (ralian)







Komentar