BeTimes.id– Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfosantik) Kabupaten Bekasi, Yan Yan Akhmad Kurnia, mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat memperkuat keamanan digital serta bijak dalam bermedia sosial.
Hal tersebut disampaikan Yan Yan saat memberikan amanat Apel Pagi bagi seluruh ASN di Plaza Pemkab Bekasi, Cikarang Pusat, Senin (20/10).
Yan Yan mengatakan bahwa media sosial kini memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan opini publik. Karena itu, ASN diminta untuk lebih berhati-hati dan beretika dalam bermedsos.
“Sekarang peribahasa sudah bergeser. Kalau dulu mulutmu harimaumu, tapi sekarang peribahasa itu berubah, jempolmu harimaumu. Kita sebagai ASN punya fungsi dan kompetensi sebagai perekat bangsa, maka saya mengajak marilah kita sama-sama bijak dalam bermedia sosial,” ujar Yan Yan.
Di era digital katanya, keamanan data pribadi menjadi hal yang sangat penting. Banyak kasus kebocoran data bukan disebabkan peretasan sistem, melainkan akibat kelalaian pengguna itu sendiri.
“Sebagai contoh, masih banyak rekan-rekan ASN yang akun Bisma-nya masih menggunakan password default, bahkan tanggal lahir. Ini sangat mudah disalahgunakan orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Yan Yan.
Ia pun menyarankan agar ASN tidak menggunakan password yang sama untuk berbagai akun digital.
“Misalkan di HP, akun belanja, akun mobile banking, akun Gmail, dan akun lainnya jangan memakai password yang sama. Ketika satu akun dibobol, maka kalau kita menggunakan password yang sama, data lainnya bisa ikut bocor,” ujarnya.
Yan Yan juga menyinggung hal sederhana yang sering diabaikan masyarakat, yaitu keamanan data pribadi saat berbelanja online.
“Kalau Bapak Ibu semua yang suka belanja online, baik itu di toko orange, di toko hijau, atau bahkan di toko merah, ketika menerima paket jangan langsung membuang bungkusnya. Di sana ada nama, alamat, dan nomor HP. Itu data yang bisa disalahgunakan. Saya sarankan sebelum dibuang, identitas di bungkus paket itu dihancurkan, apakah mau disobek atau dihapus,” ucapnya.
Ia mengingatkan maraknya modus penipuan digital yang mengatasnamakan instansi pemerintah, seperti Disdukcapil atau Kominfo, dengan dalih pembaruan sistem atau digitalisasi data.
“Contohnya mengaku dari Disdukcapil melalui WhatsApp, menelpon, mengarahkan untuk melakukan digitalisasi KTP dengan diarahkan oknum-oknum tersebut. Padahal nantinya diarahkan untuk berbagi layar, sehingga data-data dari pengguna HP bisa direkam. Kalau di dalamnya ada M-banking, bisa bobol,” jelasnya.
Ia menambahkan, ada juga laporan masyarakat yang mengaku menerima pesan dari oknum yang mengatasnamakan Kominfo, meminta untuk mengakses alamat tertentu.
“Ini tolong disebarkan ke masyarakat. Kalau ada hal-hal seperti itu yang tidak diketahui, jangan dilayani. Ketika ada keraguan, silakan tanyakan ke petugas, baik di kecamatan maupun langsung ke kabupaten,” ujar Yan Yan.
Ia mengingatkan, kebocoran data bisa menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat, sehingga setiap orang harus lebih waspada terhadap tautan atau aplikasi yang tidak dikenal.
“Kalau ada aplikasi atau pautan yang tidak kita ketahui, lebih baik dihindari. Jangan diklik. Karena ketika virus sudah masuk ke sistem HP, bisa menyebabkan kebobolan dan resikonya sangat besar,” tegasnya.
Di akhir amanatnya, Kadiskominfosantik mengajak seluruh ASN untuk bekerja secara disiplin, kreatif, dan profesional, serta menjadi contoh dalam menjaga keamanan digital dan bermedia sosial yang sehat di tengah masyarakat.
Pemkab Bekasi Perkuat Regulasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah Melalui Peraturan Bupati. (***)
Komentar