GMKI:Kebijakan Impor Beras Mendag, Jangan Lukai Petani

Bisnis978 Dilihat

BeTimes.id-Kebijakan impor beras dari Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lufti mendapat penolakan keras dari Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI). Karena dinilai melukai hati petani.

Mendag dinilai tidak bijak. Alasan GMKI, kebijakan impor tersebut tidak berkoordinasi dengan kementerian pertanian dan Badan Urusan Logistik (Bulog), sehingga kebijakan impor beras hanya diputuskan berdasarkan data Kemendag.

“Sikap mendag tidak membangun dialog, dan tidak menyerap aspirasi dan sangat melukai hati petani Ujar,”tegas Ketua Umum PP GMKI Jefri Gultomn, dalam rilisnya, Rabu (24/3).

Jefri menegaskan bahwa Mendag tidak menggunakan data yang valid dalam mengeluarkan kebijakan impor beras. Disisi lain, lanjut Jefri, Mendag tidak menjalankan visi Presiden dalam mengunakan hasil produksi dalam negeri.

Menurutnys, impor beras jika tetap dilakukan akan menjadi polemik dalam masyarakat Indonesia khususnya para petani. Untuk itu, lanjut Jefri, Kebijakan Import Beras Salah.

PP GMKI meminta Presiden Jokowi harus menegor para pembantunya lebih teliti dalam bekerja sama serta berkolaborasi antar kementerian dan lembaga terkait.

“Dalam pandemi covid-19, pemerintah seharusnya menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat. Rencana kebijakan Import mengakibatkan harga Gabah turun hingga Rp 1.400 per kg. Jangan lukai hati petani”, tegas Jefri Gultom

Seperti diketahui, berdasarkan keterangan Menteri Perdagangan stok beras hanya mencapai 500.000 ton. Menurut perhitungan Mendag, beras cadangan Bulog saat ini hanya sekitar 800.000 ton, sebanyak 280.000 ton merupakan stok beras impor tahun 2018 dan ada sekitar 160.000 ton turun mutu.

Sedangkan menurut Dirut Perum Bulog, Budi Waseso bahwa stok beras di gudang Bulog mencapai 883.575 ton dengan cadangan Pemerintah (CBP) sebesar 859.877 ton, dan beras komersial 23.706 ton. Bulog juga masih memiliki sisa 275.811 ton stok beras dari import beras 2018 dan 106.642 ton merupakan beras turun mutu.

Buwas, panggilan Budi Waseso, juga yakin menyerap 390.000 ton dari hasil panen beras. Artinya stok CBP diakhir April mencapai di atas 1 juta ton. (Ralian)

Komentar