Belasan CPMI Non Prosedural Digagalkan Polresta Soetta

Uncategorized365 Dilihat

BeTimes.id–Belasan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) non-prosedural yang hendak bekerja ke Kamboja, digagalkan Polresta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta, Kompol Reza Fahlevi menjelaskan, pihaknya berhasil mengamankan sebanyak 14 CPMI non-prosedural.

Petugas juga mengamankan dua pria yang memberangkatkan para korban (CPMI non-prosedural) melalui Bandara internasional Soetta.

“Para korban dan dua orang yang memberangkatkan itu terjaring dalam “Operasi Pencegahan Keberangkatan CPMI Non-prosedural” yang digelar Polresta Bandara Soetta,” kata Reza dalam keterangan tertulis, Minggu (15/9).

Reza menambahkan, belasan CPMI didominasi kalangan laki-laki tersebut diamankan dalam kurun waktu dan lokasi yang berbeda-beda.

Reza merinci, pada Rabu (11/9), pihaknya berhasil mengamankan delapan CPMI non-prosedural di Terminal 2 Bandara Soetta, Banten.

Jumat (13/9), pihaknya mengamankan satu CPMI non-prosedural, dan dua pria inisial MZ dan PJ yang memberangkatkan para korban di Terminal 2 Bandara Soetta.

Kemudian, Sabtu (14/9) petugas berhasil mengamankan dua CPMI non-prosedural di Terminal 2 Bandara internasional Soekarno-Hatta. Dan di malam harinya, tiga CPMI di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Reza mengutarakan, kasus terungkap berkat informasi dari masyarakat terkait dugaan keberangkatan CPMI non-prosedural melalui Bandara Soetta.

“Saat diamankan, mereka tidak bisa menunjukkan dokumen kelengkapan untuk bekerja di luar negeri,” kata Reza Fahlevi.

Dikatakan, dari hasil pemeriksaan, mereka mengaku ditawari bekerja di Kamboja sebagai karyawan perusahaan, pramusaji restoran.

Ada juga yang mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai petugas operator pelayanan (customer service), hingga menjadi admin permainan online yang memiliki muatan tindak pidana perjudian .

“Mereka rata-rata mendapatkan tawaran bekerja di luar negeri secara non-prosedural dari aplikasi media sosial Telegram oleh seseorang yang sedang dalam penyelidikan,” terang Reza seraya menjelaskan bahwa pihaknya telah mengantongi identitas orang tersebut.

*Dua Orang Ditetapkan sebagai Tersangka*

Menurut Reza, dalam kasus tersebut pihaknya telah menetapkan dua orang sebagai tersangka yakni pria bernisial MZ dan PJ. Peran keduanya memberangkatkan para korban melalui Bandara Soetta.

Petugas juga mengamankan barang bukti berupa paspor dan boarding pass pesawat route Jakarta (CGK) – Kuala Lumpur Malaysia (KUL) – Phnom Penh, Kamboja (PNH) milik para CPMI non-prosedural.

“Mereka diamankan dengan status sebagai saksi, dan saat ini sudah dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing,” terang Reza Fahlevi.

Atas perbuatannya, tersangka MZ dan PJ dijerat Pasal 83 Jo Pasal 68 dan atau Pasal 81 Jo Pasal 69 Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Dan atau Pasal 4 Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara dan denda Rp 15 miliar, pungkas Reza.

*Imbauan Kapolda Metro Jaya*

Terpisah, dengan adanya kejadian tersebut Kapolresta Bandara Soetta Kombes Pol Roberto Pasaribu menyampaikan imbauan kamtibmas dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto.

Kapolda Metro Jaya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah tergiur dengan iming-iming gaji besar bekerja di luar negeri. Hal tersebut salah satu cara menghindari sebagai korban TPPO.

“Bila masyarakat melihat atau mengalami TPPO diharapkan segera melapor ke kepolisian terdekat untuk segera ditindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku,” tandas Roberto, dalam keterangannya.(***)

Komentar