UKI-YPDT Usulkan Prof Midian Sirait Jadi Pahlawan Nasional

Politik240 Dilihat

BeTimes.id–Universitas Kristen Indonesia (UKi) bekerjasama dengan Yayasan Pecinta Danau Toba (YPDT) menggelar Seminar Nasional untuk mengusulkan Prof. Dr. Midian Sirait menjadi Pahlawan Nasional.

Salah satu yang dilakukan, Kerjasama Prodi Ilmu Politik, YPDT dan Panitia Pengusulan Pahlawan Nasional Prof. Dr. Midian Airait dengan menggelar Seminar Nasiolah bertajuk “Perjuangan Prof. Dr. Midian Sirait dalam Pembangunan Kesehatan di Bidang Farmasi dan Obat di Indonesia sebagai Wujud Pemenuhan Hak Asasi Manusia”, di Gedung Graha William Soeryadjaya Universitas Kristen Indobesia (UKI) Cawang, Jakarta Timur, Selasa (10/12).

Ketua Umum YPDT Maruap Siahaan mengatakan, dia dipercaya oleh Midian Sirait untuk mengelola pabrik obat miliknya.

“Disitu saya belajar banyak tentang Fitofarnaka dan menyadari betapa brilian pak Midian sebagai ahli Farmasi,”ucap Maruap dalam sambutannya.

Diakui Maruap, Midian Sirait sambil meracik obat ahli farmasi dari Institute Teknologi Bandung (ITB) itu selalu mengaitkan filosofi Kesehatan dibalik obat-obat berbasis alam yang dibuat Midian.

Lebih lanjut untuk mengusulkan Midian Sirait berbagai riwayat hidup ditampilkan dalam bentuk buku kecil setebal 18 halaman.

Sebelum menapak menjadi Guru Besar, Midian Sirait selama perang kemerdekaan Republik Indonesia sejak 1945-1950 memimpin tantara Tentara Pelajar Batalion Arjuna sebagai Kepala Staf Tentara Pelajar Batalion Arjuna di daerah Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Dalam riwayat hidupnya tercatat Midian Sirait memimpin satuan pengaman pada kunjungan Presiden Soekarno di Balige pada tahun 1948.

Juga dalam rekam jejaknya yang dimuat dalam buku, Midian Sirait membentuk Gerakan Pelajar Pembela Pancasila (P3S) untuk meredam kelompok yang berselisih dalam mempertahankan kemerdekaan.

Kemudian, Midian Sirait sekolah keluar negeri. Pada saat Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hamburg, Jerman di bawah pimpinan Midian, mengadakan seminar mendukung Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Kembali ke UUD 1945.

Lebih lanjut digelar Seminar Nasional lewat online dan onsite untuk mengusulkan Prof. Dr. Midian Siarit sebagai pahlawan nasional. Hadir Pembicara Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Lucia Rizka Andalusia, Sekretaris Umum YPDT Dr. Andaru Sasnyoto, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM RI) tahun 2001-2006 Dr. Drs. apt. H. Sampurno, MBA, Alumni ITB Daryono Hadi Tjahjono, Edy Pramono, dan Dosen Ilmu Politik UKI Fransiskus X.Gian Tue Mali.

Sementara itu, Lucia Rizka Andalusia mengapresiasi setinggi-tingginya peran jasa Prof. Dr Midian Sirait dalam mempelopri sistem pengawasan obat dan makanan secara nasional.

Menurut Lucia, pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang kefarmasian telah dapat ditata dan dilaksanakan dengan baik. “Terutama dengan pembagian peran pusat dan daerah yang merupakan buah pemikiran Prof. Dr. Midian Sirait,”tambah dia.

Dia mengemukakan, tata Kelola supply chain obat dan vaksin yang efisien dan efektif sehingga ketersediaan dan akses masyarakat terhadap produk Kesehatan dapat berjaga merupakan hasil dari kebijakan Prof. Dr. Midian Sirait.

“Jasa Prof. Dr. Midian Sirait dalam mewujudkan tata Kelola obat yang bermanfaat untuk menjamin khasiat, keamanan, dan mutu di Indonesia sangat penting,”ujar Lucia.

Hal Senada, Dr. Drs. apt. H. Sampurno, MBA menuturkan, Peran Midian Sirait mendirikan Perusahaan Umum (Perum) tidak bisa dianggap sebelah mata.

“Membangun Pabrik Obat Esensial Nasional di Cibitung dengan soft loan dan grant dari Pemerintah Italia adalah salah satu peran Prof. Dr. Midian Sirait,”ucapnya.

Menurutnya, produksi obat Inpres dengan daftar A, B, dan C untuk menjamin ketersediaan obat terutama di Puskesmas seluruh Indonesia.

“Belakangan program strategis ini discontinue, penyediaan obat sector publik dilakukan melalui mekanisme pasar bebas,”tandas Sampurno.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Asren Nasution menuturkan, Midian Sirait menjadi teramat layak untuk untuk diusulkan sebagai Pahlawan Nasional.

“Prof. Dr. Midian Sirait menjadi teramat layak untuk diusulkan sebagai Pahlawan Nasional,”imbuh Asren.

Diakui Asren, bahwa Midian Sirait bukan hanya pejuang dalam kemerdekaan,akan tetapi Midian Sirait juga salah satu pelopor farmasi di Indonesia.

“Beliau (Midian Sirait) cerdas dan peduli dalam perjuangan bangsa, agak jarang prajurit itu sebagai pemikir atau memilih daya nalar. Ternyata, beliau bukan Naga Bonar. Tetapi beliau angkat senjata, berpikir, dan menjadi guru besar,”ujarnya.

Dalam Seminar Nasional untuk mencari dukungan mengusulkan Midian Sirait sebagai Pahlawan Nasional, UKI dan YPDT melakukan nota kesepahaman. Tampak, Dekan Fisipol UKI Dr. Verdinand Robertua, M.Soc.Sc. dan Ketua Umum YPDY Matuap Siahaan menandatangani nota kesepahaman tersebut.

“Pada bulan Oktober tahun ini Fisipol UKI sudah memasuki 30 tahun, dan Prof. Midian Sirait salah satu pelopor Fisipol UKI,”tandas Verdinand.

Sebelumnya, Universitas Negeri Medan (Unimed) menggelar seminar nasional dengan menghadirkan sejumlah pakar dan sejarahwan mengkaji secara ilmiah terkait kelayakan mengusulkan Prof. Dr. Midian Sirait sebagai pahlawan nasional dari Sumatera Utara kepada pemerintah pusat.

Sejumlah pakar yang menjadi pemateri dalam seminar yang digelar di Biro Rektor Unimed, Selasa (29/10/2024), di antaranya Prof. Dr. Asvi Warman Adam (Guru Besar Sejarah, BRIN Jakarta), Prof. Dr. Syawal Gultom (Guru Besar Unimed), Prof. Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S, (Guru Besar Sejarah Unimed), Dra. Mira Riyati Kurniasih, M.Si. (Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos RI), dan Dr. Apt. Sampurno (Ahli Farmasi, Jakarta).

Midian Sirait lahir di Lumban Sirait, Sumatera Utara pada 12 November 1928. Di usia 83 tahun, tepatnya Minggu, 9 Desember 2011 sekitar pukul 09.25, meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.

Midian meninggalkan tiga anak, diantaranya Sondang Sirait (61), Poltak Sirait (60), dan Sinta Sirait (55), serta empat cucu.

Midian dimakamkan di tanah kelahirannya di Porsea, Sumatera Utara, Rabu, 12 Januari 2011. “Bapak bisa bisa di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, tapi permintaan beliau dimamakamkan di tanah kelahirannya bersama mama kami (Dra. Ellen Kunze boru Situmorang-red),”ujar Poltak.

Midian dianugerahi Tanda Kehormatan RI Bintang Mahaputera Utama yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada Jumat 13 Agustus 2010 di Istana Merdeka. Tanda Kehormatan ini dianugerahkan kepada tokoh yang dianggap berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa. (Davin)

Komentar