Darwin mengakui, selama ini gereja belum memenuhi gerakan keesaan. Lanjut Darwin, maka gereja-gereja belum memenuhi tugas panggilan bersama, bahkan gereja belum bisa menjadi jawaban panggilan dirinya dalam gerakan keesaan gereja tersebut.
Menurut Darwin, masing-masing gereja belum menjadi sahabat, akan tetapi masih menjadi mitra.
“Sebenarnya di dalam kemitraan ini ada sesuatu yang luhur dan baik, ingin bersama-sama menghadirkan kerajaan Allah dalam misi yang dikerjakan. Tetapi tanpa disadari di belakang istilah itu ada relasi a simetris, bisa dikatakan tidak demokratis. Relasi pihak yang bekerjasama kadang-kadang tidak setara atau satu sama lain berbeda,”tandas pendeta asal Gereja Kristen Indonesia (GKI) itu.
Menurut Darwin, ada mitra dianggap mampu dan kuat, dan ada mitra dianggap lemah perlu dibantu. “Mitra yang satu imperior, dan mitra yang lain superior. Tidak betul-betul sebagai satu tubuh Kristus yang sama mengerjakan panggilan ekumene dalam Tindakan yang sama,”ujarnya.
Darwin mengemukakan, minggu lalu hasil pertemuan dengan Sekretaris Jenderal United Evangelical Mission (UEM) Pdt. Dr. Andar GMP Pasaribu menilai relasi antara UEM dan mitra masih seperti patron dan klain.
Komentar