Disperkimtan Kabupaten Bekasi Berkontribusi Turunkan Angka Stunting

Pemerintahan117 Dilihat

Kepala Disperkimtan Kabupaten Bekasi Nurchaidir

BeTimes.id– Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Bekasi berkontribusi menurunkan angka stunting dengan melaksanakan program Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) yang difokuskan pembangunan fasilitas sanitasi, seperti jamban atau WC.

Kepala Disperkimtan Kabupaten Bekasi, Nurchaidir, mengatakan, pembangunan jamban rumah tangga diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi melakukan Buang Air Besar (BAB) sembarangan, terutama di kawasan bantaran sungai.

“Pembangunan jamban (WC) , sanitasi lingkungan rumah menjadi lebih baik. Masyarakat diharapkan menjaga kebersihan dan terhindar dari lingkungan yang tidak sehat,” ujarnya usai Penilaian Kinerja Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di Command Center Diskominfosantik, Kompleks Pemkab Cikarang Pusat, Rabu (13/8).

Kolaborasi lintas sektor katanya menjadi kunci keberhasilan penurunan angka stunting. Ia menyebut, penurunan prevalensi stunting di daerah ini sebesar 5 persen dalam beberapa tahun terakhir merupakan salah satu capaian dari kerja bersama antar-stakeholder.

“Kalau tidak berkolaborasi, tentu hasilnya tidak akan signifikan seperti ini,” tegasnya.

Nur Chaidir menyebutkan, tahun 2025, Disperkimtan mengalokasikan pembangunan 1.652 unit SPALD-S yang tersebar di 18 kecamatan. Dari jumlah tersebut, 782 unit bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi dan 870 unit dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN.Untuk APBD, seluruh unit telah rampung dibangun, sementara pengerjaan dari DAK masih berlangsung yang ditargetkan seluruh pembangunan fasilitas SPALD-S tuntas November atau Desember 2025.

Dikatakan, kebutuhan pembangunan jamban akan disesuaikan dengan hasil surveilans dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, agar intervensi tepat sasaran.

Terkait wilayah yang masih ditemukan perilaku BAB sembarangan, ia menyebut kawasan bantaran kali menjadi lokasi yang paling sering ditemukan kasus tersebut. Namun, seiring pembangunan SPALD-S, kebiasaan tersebut mulai berkurang.

“Sekarang orang sudah malu buang air sembarangan di jamban terbuka. Sudah mulai sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan,” pungkasnya.(***)

Komentar