Presiden Harus Paham Bahasa Rakyat dari Tinjauan Filsafat dan Kontrak Sosial

Featured57 Dilihat

Oleh : JP Laa Manroe

Gelombang demonstrasi yang merebak di berbagai kota Indonesia dalam beberapa hari terakhir ini menandakan sesuatu yang lebih dari sekadar gejolak sosial. Hal itu adalah bahasa rakyat yang lahir dari luka panjang (Lingua populi nata ex vulneribus longis).

ketidakadilan ekonomi, ketimpangan sosial, dan ketidakpercayaan terhadap elite politik.
Dan saat ini Kita sedang memperjuangkan & berjuang keluar dari “Iniustitia oeconomica, inaequalitas socialis, et diffidentia in principibus politicis.”

Lebih jauh lagi, kecurigaan rakyat atas cengkeraman oligarki dalam negeri, mafia internasional yang di analisis menguasai sektor-sektor vital yakni pangan, energi, hingga tambang, sehingga memperkuat anggapan dalam pikiran rakyat bahwa kedaulatan bangsa sedang terancam.

Di seluruh dunia, Korupsi menyebabkan kemiskinan terstruktur, kehancuran ekonomi, hutang negara menggunung, kebijakan ugal ugalan tidak pro rakyat, ambruk nya keadilan dan rontoknya law enforcement, pajak menjulang, sulitnya cari kerja, hilangnya moral bangsa dan menguapnya etika sosial politik.

Apakah bangsa Indonesia sudah mengalami hal tersebut? Jawaban Analisa kritis nya adalah Proses kesana terlihat sedang berjalan ( InProses) buktinya Mahasiswa, aktivis, para buruh dan rakyat sudah turun ke jalan demontrasi besar2 an beberapa hari di beberapa wilayah Indonesia mulai tanggal 25 Agustus kemarin.

Hanya saja jangan sampai demonstrasi tersebut di tunggani oleh pihak-pihak pengacau yang memanfaat kan hal tersebut.

Memang situasi yang terlihat sekarang dan juga korupsi gila-gilaan saat ini bukan semata mata akibat Pemerintahan Prabowo tapi secara data akademis hal tersebut adalah akumulasi peninggalan jejak jejak Pemerintahan sebelumnya.

Komentar