Presiden Harus Paham Bahasa Rakyat dari Tinjauan Filsafat dan Kontrak Sosial

Featured59 Dilihat
  1. Lebih lanjut lagi secara Visioner kondisi bangsa ini sudah di prediksi oleh Bung Karno (Kedaulatan sebagai Inti Bangsa)
    “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
    Oligarki domestik hari ini adalah wajah baru mirip penjajahan.
  2. Sehingga benarlah pernyataan Gus Dur yang selalu menyatakan Pluralitas dan Kemanusiaan
    “Hukum itu untuk manusia, bukan manusia untuk hukum.” Politik yang berkeadilan harus memanusiakan rakyat, bukan memperalat hukum untuk oligarki.

III. Metodologi Analisis

Tulisan saya ini dari Metodologi yang menggunakan pendekatan filsafat politik kritis dengan tiga instrumen analisis:

  1. Hermeneutika Filsafat menafsirkan ulang gagasan klasik (Plato, Rousseau, Rawls, hingga Soekarno dan Gus Dur) dalam konteks krisis Indonesia kontemporer.
  2. Analisis Struktural , melihat relasi antara oligarki, mafia internasional, dan negara.
  3. Pendekatan Historis-Kritis menilai posisi Prabowo dalam mata rantai sejarah kepemimpinan Indonesia: apakah ia sekadar transisi ataukah pembaharu.

IV. Studi Kasus: Demonstrasi dan Ketimpangan Sosial

  1. Ketimpangan Ekonomi
    Dulu Prof Dr Soemitro Begawan Ekonomi yang jujur dan sederhana di masa orde baru dengan berani dan penuh resiko mengungkapkan Dana APBN bocor 30 %,, sehingga timbul istilah ada nya Dana Siluman
    Kondisi Saat ini :

Data BPS dan laporan Bank Dunia menunjukkan jurang kaya-miskin makin melebar. 1% orang terkaya menguasai lebih dari 40% kekayaan nasional.

Rakyat kecil kesulitan mengakses lapangan kerja dan layanan dasar.

Komentar