KPK Pastikan Dugaan Korupsi Kreta Cepat Whoosh, Masih Dalam Penyelidikan

Hukum35 Dilihat

Prabowo menuturkan, hasil perhitungan terhadap pembiayaan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh tidak menemui masalah. Utang yang ditimbulkan dinilai masih wajar dan Indonesia sanggup membayarnya. Namun, Presiden tidak menyebut sumber pendanaan yang akan digunakan untuk membayar utang.

”Pokoknya enggak ada masalah karena kita bayar mungkin Rp 1,2 triliun per tahun. Tetapi, manfaatnya mengurangi macet, polusi, mempercepat perjalanan. Ini semua harus dihitung,” kata Presiden.

Oleh karena itu, Presiden meminta KAI ataupun publik tidak mengkhawatirkan utang yang ditimbulkan dari proyek tersebut. Presiden juga meminta pihak-pihak tidak memolitisasi polemik utang Whoosh karena dapat menimbulkan kecemasan di masyarakat. ”Tenang saja. Bangsa kita kuat, bangsa kita kaya,” ucap Presiden.

Prabowo mengatakan, proyek Whoosh jangan dilihat semata dari sisi untung dan rugi. Sebab, seluruh transportasi publik di dunia, termasuk di Indonesia, dibangun dengan prinsip kewajiban pelayanan publik atau public service obligation. Oleh karena itu, negara harus hadir untuk menjamin akses transportasi bagi rakyat.

Dugaan penggelembungan anggaran atau mark up di proyek Whoosh, juga sempat diungkap mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025.

Menurut perhitungan pihak Indonesia, lanjiut Mahfud, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” kata Mahfud.

“Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini,” ujarnya. (ralian)

Komentar