“Namun, kita perlu melangkah lebih jauh, dari kolaborasi karitatif menuju spiritualitas ekoprofetik—yang menuntun tindakan etis untuk membela bumi sebagai sakramen ciptaan Allah,” tandasnya.
Meski demikian, tantangan tetap ada: eksklusivitas dogmatis ketika kebenaran dijadikan senjata, bukan rahmat; sekularisasi ketika Gereja kehilangan daya profetik di tengah meningkatnya sekularisme; serta erosi moral dan spiritual yang membuat umat kehilangan harapan di tengah kekerasan sosial dan politik uang.
Ia menegaskan, harapan tetap menyala ketika Gereja berani menghidupi tiga praksis sun hodos: mendengar sebelum mengajar, berjalan bersama yang miskin, dan melayani bumi sebagai tubuh Kristus yang lain. (ralian)






Komentar