Pengemudi Perempuan Transjakarta Diduga Alami Malpraktek Paska Operasi di RS Anna

Peristiwa1004 Dilihat

BeTimes.id – Dua bulan sudah, Ira Puspita Rahayu, pengemudi Transjakarta atau busway ini tidak bisa mencari nafkah demi keluarganya. Ira hanya bisa terbaring dan terduduk di atas tempat tidur di rumahnya di Perumahan Graha Kemang Ifi, Jatiasih, Kota Bekasi, akibat luka terbakar dan melepuh paska melakukan operasi apendik (usus buntu), diduga Ira mengalami tindakan malpraktek paska operasi di RS Anna Bekasi.

Ditemui dikediamannya, Sabtu (2/3/2019), Ira menceritakan bahwa derita yang menimpanya terjadi diduga paska operasi usus buntu di RS Anna Pekayon, Kota Bekasi. “Operasi dimulai pada 11 Januari 2019, pukul 19.00 hingga pukul 21.00. Operasi berjalan lancar,” ujar ira dengan nada lirih.

Ira melanjutkan, usai operasi dan memasuki ruang rawat inap musibah yang menghawatirkan itu pun muncul. Tiba-tiba perut sisi kiri Ira panas kemudian melepuh. Padahal titik operasi usus buntu di perut sebelah kanan, sehingga muncul kejanggalan.

“Kejadian ini dilaporkan kepada perawat. Perawat langsung mengkompres luka ini menggunakan cairan NACL. Kompres dilakukan oleh perawat hingga pagi esoknya,” jelasnya.

Keesokan harinya pada 12 Januari 2019, Ira konsultasi dengan pihak dokter RS Anna, luka Ira semakin memprihatinkan karena gosongbdan menjalar. “Oleh dokter Bambang saya dinyatakan menderita Herpes, dan diminta konsultasi dengan dokter kulit yaiti dokter Citra,” beber Ira.

Diagnosa Herpes inilah yang tidak bisa diterima oleh akal pikiran Ira dan Keluarga. Ibu tiga anak inipun telah konsultasi ke beberapa klinik dan rumah sakit tentang sakitnya dan kesemuanya tidak menyatakan sakit dijaringan kulitnya adalah Herpes. Ira pun beberapa kali bolak-balik meminta penjelasan dan pertanggung jawaban pihak RS Anna agar kulit diperutnya dikembalikan seperti semua.

“Selama hampir dua bulan tidak ada tanggapan, hingga saya mengadukan kondisi yang menimpa saya ke Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Dan saat itu, baru pihak Rs Anna berkunjung ke rumah saya. Itu pun hanya sebatas menjenguk,” tegas Ira.

Dirinya sebenarnya tidak menginginkan peristiwa ini menjadi ramai dan sampai ke media. Namun menurut Ira, tidak ada tanggung jawab dan penjelasan yang masuk akal ke dirinya. Dirinya juga mengadukan peristiwa ini dan mengirimkan surat ke Kementrian Kesehatan, serta tembusan ke berbagai pihak seperti DPR RI, Presiden, Kemenkumham dan beberapa intansi negara lainnya, agar semua puhak terbuka matanya agar mengetahui masih ada oknum dokter dan rumah sakit yang nakal dan tidak bertanggung jawab.

Pihak Ira dan keluarga hingga kini terus menuntut keadilan kepada RS Anna. Dirinya berharap pihak RS berani dengan tegas memberikan keterangan apa yang telah terjadi dan menimpa dirinya paska operasi. “Jika pihak rumah sakit masih tidak mengakui, kami akan terus menuntut keadilan,” katanya.

Tempat terpisah, pihak Rs Anna yang langsung di kunjungi media tidak bisa memberikan keterangan sedikitpun. Terlihat salah satu petugas perempuan yang menghubungi bagian umum dan menyambungkan kepetugas menyarankan untuk datang pada hari kerja. (AL)

Komentar