Dengar Suara Rakyat, Jokowi Harus Buka Istana 24 Jam

Peristiwa625 Dilihat
JP La Manroe (dua dari kanan) memberi hasil lukisannya ke Istri Wapres terpilih KH Ma’ruf Amin, Wury Estu Handayani, di kediaman Ma’ruf Amin. (Foto: istimewa)
Be-Times.id-Slogan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Kerja… Kerja… kerja adalah slogan dimana Presiden menginginkan semua jajaran di bawahnya agar benar benar kerja keras. Kerja keras untuk siapa kerja tersebut. Ya, untuk rakyat Indonesia. 
Demikian komentar Pengamat Komunikasi, Advokasi dan Kebijakan Publik, JP Laa Manroe, di kawasan warung Kopi Cikini, Jakarta Pusat, Senin (17/9) malam.
Manroe menuturkan, sungguh slogan yang luar biasa bagus dan berorentasi pada semangat kerja yang keras, tangguh untuk pencapaian target.
“Tapi dalam perjalanan kepemimpinan beliau membenahi Bangsa kearah yang lebih baik lagi masih banyak yang perlu di benahi buktinya beliau selalu mengatakan mau menerima kritik dan masukan masukan karena memang tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada kepemimpinan yang sempurna atau pun tidak ada kepemimpinan yang menyenangkan semua pihak,”ujar Manroe, yang juga peraih 30-an peghargaan internasional dalam dunia lukis.
Menurut Manroe, kalau saja slogan kerja kerja kerja di pahami hanya sebatas fungsi dari sebuah garis komando maka yang terjadi adalah terciptanya robot robot. Sebaliknya, kerja jika hal tersebut di maknai secara impresive ataupun expresive  dari suatu logika realistis dengan sentuhan nilai nilai Pancasila maka Slogan tersebut tidak akan menjadi logika abstrak dan thematik semata mata tapi Slogan tersebut harus tercipta mengkristal menjadi budaya kerja keras yang Pancasilais yang melekat di setiap waktu untuk para pejabat di negeri ini.
“Siapapun Presidennya di Republik Indonesia maka akan terkait Slogan tersebut bisa dimaknai dengan salah satu Entry Pointnya  adalah : di mana setiap keputusan yang di ambil Presiden dan jajarannya yang akan menjadi nilai nilai ” Kebijakan Publik,” ujarnya.
Manroe berkomentar, harus sesuai dengan kepentingan rakyat, bangsa dan Ideologi oleh sebab itu bertemu dengan rakyat dengan mendengar suara hati rakyat adalah akar untuk membuat kebijakan penting di Republik ini .
Lanjut Manroe, bukan hal mudah untuk membuat slogan dahsyat : Kerja Kerja Kerja yang Pancasilais menjadi Nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi suatu budaya yang melekat, hal tersebut harus di mulai dan di ikat  dari Top Management dan turun kebawah, dalam hal ini Top Management Executive Republik Indonesia adalah Presiden.
Menurut Manroe, salah satu  cara yang cukup sederhana dapat di lakukan oleh Presiden dari pusat kekuasaan dan pusat kediaman yakni Istana dari Kantor Ke  Presidenan.
“ya… Istana harus di jadikan rumah rakyat. ya rumah rakyat dimana dalam 24 jam rakyat bisa ke istana dengan membawa perbagai problem yang di hadapi oleh rakyat sehingga rakyat bertemu Presiden atau Wapres atau Pejabat lainnya bukan hanya Photo Selfie semata mata  tapi lebih dalam lagi yakni membicarakan Potret persoalan rakyat dan nasib bangsa yang lebih baik lagi,”tukasnya.
Dari 24 jam  pembagian kerja bisa di bagi waktunya secara berantai dimana KaStaf dan setiap khusus Presiden, Deputy Staff Khusus, Asisten Deputy Staff, Tim Ahli atau semua yang punya jabatan selevel eselon 2 ke atas dapat tugas menerima rakyat selama 24 jam di Istana masing masing mungkin 1 atau 2 jam sehari sehingga dalam waktu 24 jam sehari ada pejabat  ke Presidenan di Istana yang bergiliran menunggu rakyat datang untuk menemui mereka.
Bagaimana dengan Presiden dan Wapres ? Manroe menuturkan, Presiden dan Wapres bisa menemui rakyat seminggu sekali, dalam rangka memonitor dan mengevaluasi apakah pekerjaan para staf Presiden sudah memuaskan isi hati rakyat nya yang telah menemui mereka sebelumnya.
“Hal ini juga menghilangkan Stigma bahwa sulit sekali bertemu dengan Presiden dan Wakil Presiden serta pejabat pejabat negara,”kata dia.
Kalau ini terjadi mungkin Indonesia Negara satu satunya yang melakukan hal ini yakni Istana atau tempat kerja Presiden yang menerima rakyat datang ke istana selama 24 jam, dimanapun Letak Kantor Presiden maupun Istana Presidennya.
“Jadi bukan hanya rumah sakit saja yang menerima rakyat berobat 24 jam tapi Istana pun peduli akan rakyat 24 jam, sehingga Slogan Kerja Kerja Kerja menjadi kenyataan yang sesungguhnya,”ucapnya.
Dia mengemukakan, Trickle down effectnya  bukan tidak mungkin hal tersebut akan menular ke kantor Gubernur, kantor Bupati/Walikota, Kantor Camat, kantor Lurah dst. Atau, lanjut Manroe, bila perlu hal tersebut  di Undang-undangkan atau Perpres atau jika tidak di undang-undangkan dan tidak ada Perpresnya paling tidak ada kemauan dan keinginan Para Pemimpin atau tokoh bangsa yang memegang jabatan tinggi di Republik ini menerima rakyat nya selama 24 jam.
“Semata mata ini semua karena suara rakyat adalah suara Tuhan maka siapa yang mendengarkan suara Tuhan dialah yang akan berbahagia lahir bathin dunia akherat,”ujar. [RAL]

Komentar