Sistem KBM di MI, MTs dan MA Menyulitkan Orangtua Murid

Pendidikan430 Dilihat

BeTimes.id-Sitem kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswa di MI, MTs dan MA di Kabupaten Bekasi menyulitkan para orangtua murid, selain karena terkait kuota juga banyak yang gaptek (gagal teknologi).

Ini memang tak bisa dihindarkan akibat pandemi Covid-19 yang masih berkepanjangan. KBM umumnya dengan sistem daring, kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi H.Sobirin kepada Bekasi Timed, Selasa (4/8).

Pihaknya terus memotivasi para guru agar menungkatkan kreatifnya hingga para siswa tetap tertarik dengan KBM yang dilakukan saat ini. Masalahnya, sampai saat ini belum diperbolehkan KBM secara tatap muka. “Ada aturan yang harus dijalankan, karena tujuannya untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Apalagi, belum ada Kecamatan yang sudah masuk zona hijau, sehingga sebelum zona hijau, maka KBM secara tatap muka belum bisa dilakukan,” katanya.

Di daerah ini ada 200 lebih MI, 1 di antarnya Negeri  178 MTs, 4 di antarnya negeri dan dari 40 MA hanya 4 Negeri.

Menyinggung dana BOS, Sobirin mengatakan, sesuai ketentuan bisa digunakan misalnya untuk kebutuhan kuota, CD dan DVD. “Ada aturannya, sehingga dibolehkan karena demi KBM,” katanya.

Diakui, kesulitannya adalah banyak orangtua murid yang gaptek. “Para orangtua di pedesaan banyak yang tidak ngerti menggunakan android. Sehingga kalau pun ada androidnya, maka mau membimbing anaknya akan sulit. Dan inilah kendala yang dihadapi, makanya para guru diharapkan meningkatkan kemampuannya, sehingga selain dengan cara daring, bisa menyediakan CD atau DVD.

Guru harus jadi motivator hingga para siswa tetap tertarik KBM di masa pandemi Covid-19 ini. Karena harus disadari kalau saat ini, para siswa sudah semakin bosan. Demikian juga para orangtua mengeluhkan keadaan ini.

“Kita hanya berharap agar Covid-19 berakhis, sehingga KBM bisa dilaksanakan sebagaimana biasanya” tandasnya. (hem)

Komentar