PGI Minta Pemerintah Bersihkan Sisa Kombatan Teroris di Sulteng 

Hukum481 Dilihat

BeTimes.id-Tragedi kekerasan atau pembunuhan di Lembantonga, Sulawesi Tengah (Sulteng) membetot perhatian khalayak luas, dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).

Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, M.Th menyatakan keprihatinannya.  “Saya sangat prihatin dengan peristiwa kekerasan di Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa, Sulteng, di mana rumah ibadah Bala Keselamatan dan 6 rumah dibakar, 4 warga dibunuh secara sadis. Saya mengungkapkan belarasa kepada keluarga yang ditinggal dan umat Bala Keselamatan,” kata Gomar dalam keterangan persnya, Sabtu (28/11).

Gomar mengutarakan, peristiwa tersebut sangat mengenaskan mengingatkan peristiwa beberapa kejadian berulang yang secara sporadis terjadi di daerah Sulawesi Tengah.

“Terkait dengan ini saya sangat memohon agar aparat keamanan menuntaskan sisa-sisa kombatan teroris, agar masyarakat bebas dari ancaman teror, khususnya di sekitaran Poso dan Sigi. Kehadiran negara diperlukan di seluruh pelosok negeri untuk memulihkan rasa aman dalam diri masyarakat. Saya juga mengimbau masyarakat, khususnya di lokasi kejadian, untuk tetap tenang dan menyerahkan penanganan masalah ini sepenuhnya kepada aparat. Marilah kita semua bahu-membahu menciptakan keamanan dan kenyamanan bersama,” ujarnya.

Dalam siaran pers resmi PGI menegaskan atas peristiwa yang terjadi mengutuk Keras Aksi Pembunuhan dan Pembakaran Rumah Warga di Desa Lemban Tongoa, Sigi, Sulawesi Tengah, yang terjadi Jumat.

Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengutuk pembantaian 4 warga dan pembakaran sejumlah rumah warga serta satu rumah warga yang dijadikan tempat ibadah bagi warga Nasrani yang terjadi di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Kejadian ini mempertontonkan perilaku barbar dan biadab yang harus dikecam oleh semua orang beradab.

MPH-PGI juga mengungkapkan belarasa dan keprihatinan yang mendalam kepada keluarga yang berduka, dan kepada segenap pelayan serta jemaat Gereja Bala Keselamatan di Desa Lemban Tongoa atas peristiawa yang terjadi pada Jumat (27/11).

Terkait peristiwa itu, PGI mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk sesegera mungkin mengusut tuntas kasus ini, dan menangkap dan menindak tegas para pelaku pembantaian biadab.

Selain itu, perlu dikordinasikan tindakan cepat untuk memulihkan trauma keluarga korban dan masyarakat sekitar, serta memberikan jaminan keamanan dan ketentraman bagi masyarakat agar tidak ada lagi ancaman teror.

PGI juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, memelihara kerukunan dan persaudaraan, sambil sepenuhnya mendukung upaya pemerintah untuk menangani kasus ini. Dan juga, PGI mendorong peran tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersikap proaktif dalam penanggulangan gerakan ekstremisme yang melegalkan cara-cara terror yang sungguh menodai nilai-nilai luhur agama maupun kebangsaan.

PGI juga mengajak gereja-gereja dan umat beragama lainnya untuk tekun berdoa agar tragedi kemanusiaan di Sulawesi Tengah segera terselesaikan, dan keluarga para korban serta masyarakat lainnya diberi kekuatan dan perlindungan.

Atas pembantaian sadis, PGI juga mengajak setiap keluarga Kristen untuk menyalakan satu lilin Adven di awal rangkaian Minggu Adven yang menandakan bahwa harapan tak akan pernah pudar di tengah prahara, serta menaikan doa syafaat bagi para korban serta keluarga korban pembantaian di Dusun Lewonu, Desa Lemban

Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. “Kami terus mendoakan dan mendukung semua langkah dan upaya pemerintah untuk memelihara keamanan dan ketentraman masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bebas dari aksi teror dan estremisme,” ujar Humas PGI Philip Situmorang.

Aksi terorisme diduga dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terhadap sebuah Gereja Protestan yang menjadi Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan, di Desa Lewonu Lembongtoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11).

Aksi terorisme yang diduga dilakukan MIT pimpinan Ali Kalora mengakibatkan 6 unit rumah jemaat dibakar dan empat Anggota jemaat tewas mengenaskan dibantai para pelaku teroris.

Keempat orang yang tewas terdiri dari kepala keluarga bernama Yasa. Korban lainnya yakni istri Yasa, putri Yasa, dan menantu Yasa. (Ralian)

Komentar