Sebab itu, lanjut Ephorus, karena begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, tidak hanya terhadap manusia tetapi juga alam atau lingkungan, tugas warga gereja adalah untuk mengasihi dan merawatnya.
Dia juga menegaskan Kembali, agar warga gereja, yang telah menerima kasih Allah, dapat menjadi alat dalam rangka membebaskan kita dari persoalan narkoba, judi, human trafficking, dan perusakan lingkungan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum ersekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty mengatakan, keempat isu tersebut bersilangan dengan isu-isu sosial yang juga digumuli PGI.
Menurutnya, perbedaan intervensi berbasis gereja dengan lembaga-lembaga sekular, terhadap isu ini yaitu intervensi berbasis gereja didasarkan pada Sikap berteologia, intervensi gereja membentuk Spiritualitas tertentu (misalnya Ugahari), dan intervensi gereja sebagai tindakan Pastoral kepada manusia maupun lingkungan.
“HKBP sedang mewujudkannya melalui aktivitas hari ini. Dengan begitu HKBP bisa hadir semakin relevan bagi manusia dan lingkungan di sekitarnya,” tandasnya.
Menyingung Ibadah HKBP Peduli Tano Batak yang dilaksanakan jelang Jumat Agung dan Paskah, Jacky melihat hal itu sebagai sebuah kontemplasi kosmik mengenai Allah yang turut ambil bagian dalam kerapuhan kita melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus. “Karena Allah memberi diri maka gerejanya terpanggil untuk memberi diri masuk dalam luka-luka tanah ini, juga manusia didalam semua sakit sosial yang dialaminya,”tegasnya. (Ralian)
Komentar