Wahyu Menghantar Pengenalan Akan Tuhan

Pendidikan20 Dilihat

Oleh : Riyan Salomo Parapat

Pembahasan mengenai Tuhan bukanlah hal yang baru kita dengar, berbicara tentang Tuhan tidak terlepas dari paham sebuah agama. Terdapat agama yang menganut paham monoteistis (monoteisme), dan ada pula agama yang menganut paham politeistis (politeisme).

Monoteisme berasal dari kata Yunani “Monos” yang berarti “Tunggal”, sendirian, satu-satunya, tak ada yang lain, dan “Theos” yang berarti “Allah, Tuhan.”

Menurut paham monoteistis, Allah, Tuhan itu hanya satu. Tak ada Allah selain Allah. Tak ada Tuhan selain Tuhan. Tuhan itu mengatasi, teransenden atas segalah yang ada, namun bersama itu pula ada yang disebut “imanen” yang berarti “Dalam segala.” Politeisme berasal dari kata Yunani “Polys” dan “Theos.” “Polys” berarti “beberapa atau banyak.” “Theos” berarti “Allah, Tuhan.” Politeisme adalah paham yang mengimani dan memuja banyak Tuhan atau banyak dewa.

Pada sebuah jaman, terdapat paham bahwa politeisme merupakan awal keyakinan agama, yang kemudian berkembang dan pada akhirnya berakhir serta memuncak pada monoteisme.

Maka agama politeisme dianggap sebagai agama yang lebih premitif dari pada agama monoteistis. Tetapi menurut studi agama muthakir, terutama oleh kelompok historiko fenomenologis, monoteisme merupakan paham awal dan asli yang kemudian berkembang menjadi paham politeistis.

Manusia dapat mencapai pengetahuan tentang Tuhan karena wahyu Tuhan dan berdasarkan pengalaman hidup. Wahyu ataupun penyingkapan tentang Tuhan termuat dalam Kitab Suci.

Diantara para penganut agama yang mendapat pengetahuan tentang Tuhan berdasarkan wahyu, terdapat kelompok yang mengikuti fideisme dan tradisionalisme.

Fideisme berasal dari kata Latin “Fides” yang berarti “Iman, kepercayaan.” Fideisme berpendapat bahwa pada hakikatnya manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apa pun tentang Tuhan dengan kekuatan sendiri.

Untuk dapat mengetahui Tuhan, Tuhan harus mewahyukan diri kepada manusia. Maka satu-satunya sumber pengetahuan tentang Tuhan adalah Wahyu-Nya.

Pengetahuan tentang Tuhan hanya dapat dimiliki bila setiap orang percaya kepada isi Kitab Suci. Kelebihan kaum Fideis adalah penghormatan mereka kepada Kitab Suci sebagai media yang memberitahukan tentang wahyu Tuhan.

Terdapat pula paham lain yang mirip dengan fideisme, yang disebut tradisionalisme. Istilah itu berasal dari kata Latin “Tradere” yang berarti “Menyerahkan, menyampaikan, meneruskan, memberikan.” Kata pembedanya adalah “Tradition” yang berarti “Hal yang diserahkan, disampaikan, diteruskan, diberikan.” Para penganut paham ini juga tidak percaya akan kemampuan manusia untuk mengetahui apa pun tentang Tuhan.

Manusia hanya mungkin mengetahui sesuatu tentang Tuhan bila Tuhan berkenan mewahyukan diri. Para penganut paham tradisionalisme percaya pada wahyu sebagai satu-satunya cara untuk mengetahui sesuatu tentang Tuhan. Sumber:G.C van Niftrik dan B.J Boland. Dogmatika Masa Kini. Jakarta: Badan Penerbit Kristen Kwitang, 1967.Hardjana. Penghayatan Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Komentar