PGI: Gerakan Oikumene Harus Menghidupi Persahabatan Sebagai Gereja dalam Tubuh Kristus

Hukum511 Dilihat

“Beliau secara terbuka mengatakan kadang-kadang antara UEM dan mitranya itu cuma dilihat seperti patron dan klien. UEM punya uang memberikan sumbangan kepada klien, dan hanya melihat UEM sebagai donor, bukan sebagai tubuh Kristus yang sama-sama punya keunikan dan fungsi,”ucapnya.

Darwin menyebutkan, relasi seperti inilah yang mewarnai kehidupan gereja ekumen PGI. Ada gereja yang mampu dan mapan memberi. Sebaliknya, ada yang tidak mampu, dan yang satu menerima.

“Akibatnya relasi kemitraan menjadi subjek dan objek. Relasi seperti ini menggambarkan gereja ada yang berjalan di depan, dan ada yang di belakang. Belum betul-betul menjadi sahabat,”imbuhnya.

Gereja yang memiliki dana menganggap dirinya superior, dan harus memberikan arah. Gereja itu, lanjut Darwin, mendikte dan menentukan gereja yang dibantu. “Disinilah tidak terjadi sebagai sahabat atau sebagai “tubuh” Tuhan,”tambahnya.

Menurut Darwin, gereja-gereja di Indonesia dalam beroikumene masih dalam semangat organisasi formal, masih birokratis, dan organisasionis. “Belum hatinya dekat seperti seorang sahabat,”tuturnya.

Komentar

Berita Selanjutnya