PGI Ingatkan Rayakan Paskah dan Ramadhan di Indonesia Harus Dimaknasi Sebuah Anugerah

Uncategorized149 Dilihat

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Marsudi Syuhud menegaskan, bahwa sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, mendasari kita untuk mampu hidup bersama-sama antara satu keluarga agama, dengan keluarga agama yang lainnya.

“Ini merupakan ksepakatan kita bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya dalam diskusi yang dipandu oleh Fitri Megantara ini.

Cendekiawan Kebangsaan Sukidi melihat sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, konstruksi dasarnya adalah pidato Bung Karno dalam Sidang BPUPKI pada 1 juni 1945. “Ketuhanan dalam pemikiran Bung Karno itu memberikan jalan lapang kepada semua umat agama untuk menganut agama dan keyakinannya masing-masing. Ini pondasi dasar untuk memeluk agama dan keyakinan yang selalu ingin diikatnya dengan rujukan Pancasila itu,” jelasnya.

Sebab itu, Sukidi melihat harus ada implikasi sosial dari ketuhanan ini, dan ketuhanan selalu berimplikasi pada apa yang disebut Bung Karno sebagai kebudayaan atau peradaban. “Dalam tradisi Islam kenapa iman kepada Tuhan itu selalu dikaitkan dengan amal kebajikan. Ini memberi kesan penting bahwa Bung Karno pun memberi satu penegasan bahwa ketuhanan itu harus selalu disertai dengan etika publik yang baik, yang jujur, yang penuh kebijkasanaan,” ujar Sukidi.

Dikatakan, Bung Karno menyadari kemerdekaan ini adalah berkat Rahmat Tuhan yang maha esa. Ini merupakan sikap humble, rendah hati untuk selalu melihat bahwa hidup ini adalah bagian dari penyelenggaraan Ilahi. “Karena itu kita harus selalu rendah hati untuk mensyukuri karunia Tuhan, tetapi sekaligus juga selalu berihtiar untuk membangun bangsa ini,”ujar Sukidi. (Davin)

Komentar