Setelah Rekor MURI, Pj Bupati Berharap Bisa Libatkan 1,5 Juta Peserta Simulasi Evakuasi Bencana

Pemerintahan224 Dilihat

BeTimes.id-Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan berharap Simulasi Evakuasi penanggulangan bencana diikuti akan diikuti 1, 5 juta dari 3,1 juta penduduk Kabupaten Bekasi saat ini, sebab dengan 23.000 peserta  sudah berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia).

Rekor MURI itu dicapai dalam simulasi dalam rangka puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) Tingkat Kabupaten Bekasi Tahun 2023, dipusatkan di Situ Rawa Binong, Desa Hegarmukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Senin (15/5). Dengan melibatkan  23.000 peserta melibatkan  berbagai dinas, instansi, TNI/Polri, dunia pendidikan, dunia usaha, komunitas, menorehkan Rekor MURI.

“Ini puncak peringatan hari kesiapsiagaan Nasional tahun 2023, sekaligus didedikasikan sebagai pemecahan Rekor Muri Simulasi Evakuasi Bencana yang diikuti peserta terbanyak se-Indonesia,” ujar PJ Bupati Bekasi, Dani Ramdan.

Ini untuk  membentuk budaya tagguh, masyarakat mampu menangani bahaya bencana di sekitarnya, masyarakat aktif mengurangi resiko bencana dan masyarakat harus siap untuk selamat.

Pj Bupati  menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas upaya yang dilakukan BPBD Kabupaten Bekasi bersama seluruh mitra kerjasama dalam hal penanganan bencana yang telah melaksanakan kegiatan ini.

Jika Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis melaporkan jumlah peserta telah mampu menorehkan Rekor MURI, suatu capaian yang luar biasa. “Saya bercita-cita, dengan melibatkan 1,5 juta peserta, akan menjadi phenomenal.

Dalam laporannya, Muchlis mengatakan, semula ada 32.000 peserta yang sudah menyatakan kesiapannya, namun ternyata hanya 23.000. Jumlah yang bergabung oti, telah mampu memecahkan rekor MURI.

Dikatakan, dalam proses menumbuhkembangkan budaya tangguh, sejumlah simulasi penanggulangan bencana dilakukan seperti  bencana puting beliung, kebakaran, pencarian orang tenggelam, hingga proses evakuasi di air.

“Untuk siap selamat, maka simulasi ini dilakukan minimal setahun sekali setiap hari kesiagaan bencana dan bisa juga dua kali dengan bulan pengurangan resiko bencana. Rutin, acara seperti itu nanti anak-anak sekolah, pegawai di kantor, perusahaan, pabrik, masyarakat pasar sehingga selalu memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana,” jelasnya.

Dani memastikan, dari simulasi akan terbentuk pembiasaan, antara BPBD, TNI, POLRI, FPRB, jajaran Dinas Kesehatan, Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP dan dinas lainnya, termasuk PLN dan PDAM.

“Ini akan menjadi reflex bila sering dilakukan. Namun bila jarang dilakukan atau dilatih, biasanya kita tidak reflex. Kami dari pemerintah kabupaten melalui BPBD memfasilitasi, dari mulai upaya pencegahannya atau mitigasi lalu bila terjadi penanggulangan, sampai nanti masa pemulihan atau rehabilitasi bagi yang terdampak bencana,” kataya.

Direktur Operasional Rekor MURI, Yusuf Ngadri mengapresiasi simulasi bencana ini. Bagaimanapun, simulasi tanggap bencana ini sangat penting  untuk meminimalisir terjadi korban jiwa saat bencana.

“Tentunya MURI sangat mengapresiasi karena kegiatan ini mengedukasi kesiapsiagaan apabila terjadi bencana. Bencana itu macam-macan dan kejadiannya tidak bisa diprediksi kapan akan datang,” ujar Yusuf Ngadri.(hem)

Komentar